Desain Paddock dan Cargo Handling System pada Livestock Carrier dengan Penerapan AMSA Marine Order 43 Untuk Pengangkutan Sapi rute Pelabuhan Tenau-Tanjung Priok
Main Article Content
Abstract
Abstract
Salah satu komoditas pangan yang mempunyai peran strategis dalam mendukung Ketahanan Pangan Nasional adalah daging sapi. Di Indonesia, sentra konsumsi daging sapi terbesar adalah daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah sentra produksi ternak sapi yang sejak lama sudah dikenal sebagai gudang sapi nasional. Tingkat konsumsi daging sapi di Jakarta ±750 ekor/hari. Sebagian pedagang sapi masih menggunakan kapal kargo dari kayu dengan kapasitas 100-300 ekor sapi untuk mengangkut sapi dari Pelabuhan Tenau ke Pelabuhan Kalimas-Surabaya, selanjutnya digunakan transportasi darat berupa truk sampai ke Jakarta. Pengangkutan ternak menggunakan kapal cargo tidak memperhatikan aspek animal welfare, karena tidak terdapat sistem yang memadai untuk pemberian makan & minum untuk ternak dan juga ventilasi udara. Hal ini terjadi karena kapal memang tidak dirancang untuk mengangkut ternak. Akibatnya ternak sapi mengalami stress dan penyusutan berat badan sekitar 11-12 % ketika sampai di Jakarta, bahkan ternak sapi mati saat proses pengangkutan dan karantina. Cacat patah kaki pada hewan ternak juga sering terjadi karena kondisi berdesak- desakan dan terinjak-injak oleh ternak lain ketika proses pengangkutan. Proses bongkar muat yang tidak sesuai dengan kondisi seharusnya juga mengakibatkan cacat dan stress pada ternak sapi yang diangkut. Pada penelitian ini didesain kapal pengangkut ternak sapi yang efektif berupa Livestock Carrier yang memenuhi standart Australian Maritime Safety Authority Standarts Marine Order 43 (Cargo and Cargo Handling - Livestock) 2006. Ukuran utama kapal adalah Panjang (Lpp) 71 meter, Lebar (B) 14 m, Tinggi (H) 7,5 m dan Sarat (T) 4,85 m. Kapal ini memiliki kecepatan Vs 12 Knot, dengan kapasitas angkut ±750 ekor sapi. Dalam perancangan Paddock (kandang) mengacu pada aturan AMSA MO 43 agar aspek animal welfare dapat diaplikasikan selama proses transportasi. Desain paddock pada cargo hold kapal pengangkut ternak ini memiliki ukuran panjang 3500mm, lebar 2400 mm, tinggi 1800 mm dan Luas Area : ± 21 m² digunakan untuk 15 ekor sapi setiap kandang. Kandang dilengkapi dengan sistem sanitasi, penyediaan makan
minum dan ventilasi untuk meminimalisir jumlah ternak stress, sakit dan kematian selama proses pengangkutan. Penyediaan makanan untuk ternak dengan dry matter intake dan penyajian air minum untuk ternak secara otomatis akan meningkatkan efesiensi ruang muat dan pekerjaan ABK. Sistem cargo handling menggunakan tangga dengan lebar 2400 mm, dengan tingkat kemiringan max 30o untuk mengurangi resiko ternak tergelincir pada saat bongkar muat.
Keywords— livestock, AMSA, paddock, bongkar muat
Article Details
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlikel 4.0 International (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).