Pemetaan Sektor Perikanan Laut Kabupaten/ Kota Jawa Timur dengan Metode Fuzzy K-Means Clustering

Main Article Content

R.A. Norromadani.Y
Farizi Rahman
M. Basuki Rahmat

Abstract

Sebagai sebuah Provinsi yang memiliki potensi sumber daya perikanan terbesar di Indonesia dengan produksi 362.624 ton/tahun sudah selayaknya Jawa Timur memiliki data perikanan laut yang terjabarkan secara spesifik. Berdasarkan kenyataan ini, perlu dikaji lebih mendalam mengenai penyebaran potensi perikanan kabupaten/kota di Jawa Timur, disusun suatu sistem yang terintegrasi sehingga pada akhirya mampu memberikan value added bagi masyarakat setempat setiap kabupaten/kota di Jawa Timur khususnya, dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur. Seperti yang telah dilakukan oleh Ardiansyah (2014), Pemetaan sektor perikanan dilakukan dengan menggunakan hierarchical clustering, dengan menggunakan beberapa variabel perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Penelitian ini dilakukan dengan metode berbeda dari sebelumnya, yakni memetakan sektor perikanan laut di Jawa Timur secara optimal dengan menggunakan metode fuzzy k-means clustering. Metode fuzzy k-means clustering memiliki beberapa kelebihan, antara lain mampu membuat cluster secara optimum dan robust terhadap beberapa gangguan. Hasil cluster selanjutnya akan digunakan sebagai dasar identifikasi potensi sektor dan kekurangan perikanan tangkap di kabupaten/kota Jawa Timur dengan menggunakan biplot analysis. Pemetaan sektor perikanan laut di Jawa Timur ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk menentukan kebijakan yang tearah dan komprehensif, serta membantu pelaku usaha memanfaatkan informasi potensi dan kekurangan sektor perikanan setiap Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan bisnis. Berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan fuzzy k-means, maka didapatkan hasil 4 cluster yang optimum dengan  nilai indicrate 0,0244. Cluster A merupakan kelompok potensi perikanan laut tertinggi di Jawa Timur, dengan rata-rata jumlah nelayan  sebesar 31.378 orang, produksi ikan sebesar 60.018,17 ton dan nilai produksi ikan Rp. 881.194.865,3. yang terdiri dari Banyuwangi, Lamongan, Sumenep. Kedua, Cluster B memiliki potensi perikanan laut tertinggi ke dua, dan yang termasuk dalam cluster ini adalah Gresik, Pamekasan, dan Mojokerto. Ketiga, Cluster C memiliki potensi perikanan laut tertinggi ketiga yang termasuk dalam cluster ini adalah Kabupaten/ Kota Pacitan, Trenggalek, Malang, Jember, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan,  Bangkalan, dan Sampang. Kelompok ketiga ini relatif memiliki karakteristik mirip dengan kelompok kedua dengan rata-rata jumlah nelayan 7.754. Kelompok keempat merupakan kawasan yang memiliki jumlah nelayan paling kecil dan produksi ikan paling kecil.

Article Details

Section
Maritime energy