Pemanfaatan serta Pengujian Kulit Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) dan Kulit Kedelai (Glycine Max) sebagai Biokoagulan Untuk Pengolahan Air Limbah Tahu

Authors

  • Anisa Brawijaya University
  • Angga Dheta Shirajjudin Aji Universitas Brawijaya

Keywords:

Biokoagulan, Kulit kedelai, Kulit buah naga, Limbah cair tahu, Koagulasi-flokulasi

Abstract

Limbah cair industri tahu mengandung konsentrasi bahan organik dan padatan tersuspensi yang tinggi sehingga
berpotensi menurunkan kualitas lingkungan apabila tidak diolah secara optimal. Proses koagulasi-flokulasi
umumnya menggunakan koagulan kimia, namun menimbulkan risiko lingkungan lanjutan. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi efektivitas biokoagulan berbahan kulit kedelai (Glycine max) dan kulit buah naga
(Hylocereus polyrhizus) dalam menurunkan Total Suspended Solids (TSS), kekeruhan, dan menetralkan pH
limbah cair tahu, serta menentukan pH optimum untuk kinerja terbaik. Penelitian dilakukan menggunakan metode
jar test dengan variasi konsentrasi biokoagulan (20–100%, setara 300 mg/L) dan variasi pH (5, 8, 11) dengan PAC
(Poly Aluminium Chloride) sebagai kontrol kimiawi. Hasil menunjukkan kulit kedelai memberikan penurunan
kekeruhan hingga 25,53% pada konsentrasi 80%, penurunan TSS moderat hingga 3,58% pada konsentrasi 40%,
serta kestabilan pH dan penurunan absorbansi organik terlarut dengan nilai akhir terendah 2154 pada konsentrasi
100%. Kondisi basa (pH 11) merupakan pH optimum bagi kulit kedelai dengan penurunan TSS sebesar 25,91%
dan kekeruhan 16,71%. Sebaliknya, kulit buah naga menunjukkan hasil fluktuatif bahkan negatif pada konsentrasi
tinggi dengan peningkatan kekeruhan hingga -52,05% dan TSS hingga -24,53%, meskipun pada konsentrasi
menengah masih mampu menurunkan kekeruhan secara cukup baik. Kesimpulannya, kulit kedelai lebih efektif
dan stabil dibandingkan kulit buah naga, sedangkan PAC tetap menjadi perlakuan dengan efisiensi tertinggi.
Penggunaan biokoagulan nabati berpotensi menjadi alternatif ramah lingkungan dalam pengolahan limbah cair
industri tahu, dengan perlu adanya optimasi lebih lanjut terutama pada kulit buah naga.

Downloads

Published

2025-12-05