Pengaruh Faktor Medis dan Faktor Ergonomi terhadap Kelelahan Otot di Perusahaan Bongkar Muat Petikemas
Abstract
Perusahaan transportasi laut berperan besar dalam membangun perekonomian di Indonesia. Salah satu pelayanan yang ditawarkan perusahaan di bidang tersebut berupa jasa bongkar muat petikemas. Kegiatan utama pada perusahaan jasa bongkar muat memiliki personel yang didominasi oleh operator crane. Implementasi K3 di perusahaan bidang petikemas sangat penting. Salah satu penerapan K3 adalah pengukuran kelelahan menggunakan IFRC dan asam laktat. Hasil dari survei awal kuesioner pada operator crane menggunakan metode IFRC didapatkan kategori tidak lelah 2%, kategori ringan 72%, kategori menengah 10%, dan kategori berat 4%. Hasil yang didapatkan dari pengukuran asam laktat yaitu konsentrasi asam laktat didapatkan jika 33% dalam kategori normal dan 67% dalam kategori melebihi batas normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh faktor kelelahan otot berdasarkan konsentrasi asam laktat serta memberikan rekomendasi. Variabel independen penelitian ini adalah kadar hemoglobin, kadar glukosa darah, dan postur kerja. Sedangkan variabel dependen adalah kelelahan otot. Data pada penelitian terdiri dari primer dan sekunder. Data primer yaitu data pengukuran posisi kerja dengan SNI 9011 : 2021 dan data asam laktat dengan alat accutrend plus meter. Sedangkan data sekunder didapatkan hasil Medical Check Up (MCU) dari operator crane. Perolehan data akan diolah dan dianalisa dengan metode statistik uji chi square dan regresi logistik biner. Hasil penelitian ini menyatakan jika kadar glukosa dan postur kerja memiliki pengaruh dengan timbulnya kelelahan otot.