Perencanaan Perawatan Mesin Tuber dan Bottomer Line-2 Menggunakan Metode RCM II
Abstract
Mesin Tuber dan Bottomer merupakan salah satu mesin yang berfungsi untuk mengolah gulungan kertas kraft
menjadi kantong semen. Kegagalan mesin ini dapat mengakibatkan proses produksi terganggu sehingga tidak bisa mencapai target produksi yang diinginkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan aktivitas perawatan yang tepat untuk meminimalisir kegagalan yang terjadi. Untuk menentukan kegiatan perawatan pada mesin Tubber dan Bottomer, penelitian ini menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Langkah awal dari metode ini yaitu menentukan kegagalan fungsi (functional failure) dari setiap komponen dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan hasilnya berupa preventive task dari masing-masing kegagalan komponen. Berdasarkan Diagram Pareto sebagai penentu komponen kritis, dapat diketahui bahwa komponen kritis pada mesin Tuber yaitu press roll, bearing, pinch roll, side knife, delivery belt, cross joint, web brake, dan flange cylinder. Sedangkan komponen kritis pada mesin Bottomer yaitu press roll, glue roll valve, gripper, cutter valve, guide blade, dan belt feeder. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari seluruh komponen kritis yang berjumlah 14 komponen terdapat 14 failure mode yang dapat menyebabkan terjadinya functional failure pada mesin Tubber dan Bottomer. Pada penentuan kegiatan perawatan dengan RCM II menunjukkan bahwa 3 failure mode dapat dicegah dengan menggunakan scheduled restoration task dan 11 failure mode dapat dicegah dengan menggunakan scheduled discard task.