Penggunaan Lidah Buaya sebagai Biokoagulan di Industri Minyak

Main Article Content

Dara Puspitasari
Adhi Setiawan
Tanti Utami Dewi

Abstract

Kegiatan produksi di industri minyak kelapa sawit menghasilkan limbah yang biasa disebut Palm Oil Mill Effluent (POME). Palm Oil Mill Effluent (POME) memiliki karakteristik yaitu cairan kental yang berwarna coklat tua, berlumpur, mengandung suspensi koloid yang tinggi, dan memiliki bau yang tidak sedap. Koagulasi – flokulasi merupakan teknologi pengolahan yang tepat untuk menurunkan kadar suspensi pada air limbah minyak kelapa sawit. Salah satu unit pengolahan pada IPAL industri minyak adalah koagulasi – flokulasi dengan menggunakan koagulan sintetis. Pembubuhan bahan sintetis dengan dosis yang kurang tepat menyebabkan kualitas efluen IPAL fluktuatif. Selain itu, penggunaan koagulan sintetis menyebabkan volume lumpur yang dihasilkan tinggi. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan analisa penggunaan biokoagulan lidah buaya dan biji kelor sebagai pengganti koagulan sintetis pada IPAL industri minyak. Dosis biokoagulan lidah buaya yang digunakan adalah 500 mL / 500 mL aquades. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan konsentrasi awal COD, TSS dan kekeruhan yaitu sebesar 338,2 mg/L, 220,25 mg/L, dan 20,25 NTU. Dari hasil pengujian jar test, didapatkan konsentrasi COD, TSS dan kekeruhan sebesar 76,05 mg/L, 120,5 mg/L, dan 4,15 NTU dengan konsentrasi optimum biokoagulan 60 mL/L, sehingga didapatkan efisiensi removal COD, TSS dan kekeruhan sebesar 77,51%, 45,29% dan 79,51%.

Article Details

Section
Articles