Koagulasi-Flokulasi Zat Warna Congo Red Menggunakan Kitosan Cangkang Kepiting Bakau (Scylla serrata)

Main Article Content

Roihana Fajrin
Novi Eka Mayangsari
Tarikh Azis Ramadani

Abstract

Congo red merupakan salah satu pewarna yang biasa digunakan dalam industri tekstil dan percetakan. Limbah zat warna ini memiliki tingkat toksisitas yang tinggi dan sukar terurai secara alami. Limbah tersebut perlu ditangani dengan penanganan yang sesuai sebelum dibuang ke lingkungan khususnya perairan agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu metode alternatif untuk mengolah air limbah zat warna congo red yaitu menggunakan koagulasi-flokulasi. Metode ini memerlukan adanya koagulan sebagai pembentuk flok polutan. Koagulan yang umum digunakan yaitu koagulan berbahan sintetik seperti tawas dan poli aluminium klorida. Penggunaan koagulan sintetik dalam jangka panjang tentunya akan menimbulkan bahaya bagi lingkungan, karena bahan tersebut sulit didegradasi. Perlu adanya koagulan yang ramah lingkungan seperti memanfaatkan limbah cangkang kepiting bakau (Scylla serrata) untuk dijadikan kitosan sebagai koagulan dalam proses koagulasi-flokulasi. Pada penelitian ini, variasi dosis kitosan yang digunakan yaitu 25 mg/L, 50 mgL, 75 mg/L,100 m/L, dan 150 mg/L serta menggunakan variasi konsentrasi zat warna congo red sebesar 400 ppm dan 550 ppm. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu penggunaan dosis koagulan kitosan sebesar 100 mg/L mampu menurunkan konsentrasi zat warna congo red hingga 99,9% pada kondisi pH 3.

Article Details

Section
Articles