Perbandingan Penggunaan Koagulan Alami dan Magnetik dari Biji Kelor (Moringa oleifera) terhadap Efisiensi Penurunan Warna Congo Red
Main Article Content
Abstract
Congo red merupakan zat warna yang terdapat dalam industri tekstil yang bersifat beracun dan tidak terurai. Koagulasi-flokulasi menjadi metode yang paling sederhana dan relatif murah untuk menghilangkan zat warna congo red. Biji kelor (Moringa Oleifera) merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai koagulan alami karena mengandung protein kationik. Nanopartikel Fe3O4 merupakan salah satu bahan yang dapat dilakukan sintesis dengan metode ko-presipitasi untuk meningkatkan kemampuan koagulan. Ko-presipitasi merupakan metode sintesis sederhana yang digunakan untuk memperoleh serbuk nanopertikel. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan koagulan alami dan koagulan magnetik terhadap efisiensi penurunan konsentrasi zat warna congo red. Variasi konsentrasi congo red yang digunakan yaitu
sebesar 100, 250, 400, 550 ppm dengan dosis koagulan sebanyak 125 mg/l. Efisiensi penurunan menggunakan koagulan magnetik memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan koagulan alami pada semua konsentrasi congo red. Konsentrasi congo red yang bervariasi membuat hasil efisiensi penurunan pada koagulan magnetik relatif stabil dan pada koagulan alami semakin tinggi konsentrasi congo red efsiensi penurunannya semakin rendah dikarenakan penurunan kemempuan koagulan dalam mengikat ion-ion pada air limbah congo red.