Analisis Nilai Kalor Biopelet dari Limbah Tongkol Jagung dan Plastik LDPE
Main Article Content
Abstract
Proses produksi industri semen termasuk proses produksi high energy yang membutuhkan energi termal cukup besar, perlunya penerapan co-processing secara bertahap pada proses produksi, dengan memanfaatkan bahan bakar alternatif berupa biomassa sebagai substitusi batubara yang memiliki sifat energi non-renewable. Ketersediaan sumber energi tersebut semakin menurun, untuk itu diperlukan bahan alternatif baru yang dapat mengurangi konsumsi penggunaan bahan bakar utama dengan memanfaatkan limbah tongkol jagung dan limbah plastik LDPE sebagai biopelet yang sesuai dengan standar mutu biopelet pada biomassa untuk energi yaitu SNI 8675:2018. Penelitian ini menggunakan metode torefaksi untuk meningkatkan nilai kalor yang terkandung pada biopelet. Rasio variabel komposisi bahan baku dari limbah jagung dibandingkan dengan limbah plastik LDPE yang digunakan pada penelitian yaitu 90%:10% dan 95%:5% dengan suhu proses torefaksi 200°C, 250°C, dan 300°C, serta suhu pada pemanasan manual dengan sinar matahari selama 20 menit. Perekat yang digunakan
berupa tepung tapioka dengan kadar campuran 20% dari total berat biopelet. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kalor biopelet memenuhi baku mutu dengan range nilai 18,14 MJ/Kg – 34,61 MJ/Kg dan nilai kalor terbaik pada variasi komposisi 90% tongkol jagung dan 10% plastik LDPE dengan suhu 250°C.