Pemanfaatan Bottom Ash sebagai Suplementary Cement Material (SCM) dalam Pembuatan Beton Self Compacting Concrete (SCC)
Main Article Content
Abstract
Konsumsi batu bara di Indonesia saat ini mencapai 131,887 juta ton pada Tahun 2020 dan akan meningkat setiap tahunnya. Bottom ash yang terbentuk juga akan meningkat sebanding dengan konsumsi batu bara yang digunakan. Bottom ash dapat diprediksi menjadi bahan pengganti semen dikarenakan terdapat kandungan silika yang hampir sama dengan semen sebesar 29,04% dan semen sebesar 17-25%. Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi bottom ash agar dapat dimanfaatkan menjadi beton self compacting concrete (SCC). Beton
SCC mengacu pada ASTM 237R-07. Modifikasi bottom ash dilakukan dengan metode grinding selama 4 jam. Grinding bottom ash bertujuan untuk mengurangi ukuran bottom ash dan pori – pori partikel. Hasil grinding bottom ash mempunyai berat jenis 2,94 g/cm3 lebih kecil terhadap densitas semen yaitu 3,03 gr/cm3. Beton dengan variasi substitusi bottom ash 0% (BA0) dan 30% (BA3) dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari. Kuat tekan beton BA3 pada umur 7 dan 28 hari lebih besar terhadap kuat tekan beton BA0 atau
tanpa substitusi. Serpihan beton BA3 yang telah diuji kuat tekan dilakukan pengujian TCLP Cr6+ agar dapat memastikan tidak mengandung limbah B3 yang melebihi baku mutu berdasarkan PP. no. 22 tahun 2021. Hasil TCLP memunjukkan bahwa beton tidak termasuk B3 karena tidak melebihi baku mutu TCLP A, B, dan C.