Analisis Kekuatan Material Pengaruh Heat Treatment pada Hasil Pengecoran Scrap Tepang SPCE-SD sebagai Alternatif Daur Ulang Material Bantu Produksi Alat Musik Saxophone
Abstract
Kebutuhan besi tepang yang masih impor dari negara lain tentunya beresiko terjadi keterlambatan
pengiriman sehingga menghambat proses produksi. Setiap dua minggu sekali, PT. X menjual scrap
tepang sebanyak 350 kg ( List of Packing, Weight, & Measurement) berdasarkan data penjualan scrap
material tanggal 21 November 2016. Penelitian ini membahas tentang proses daur ulang material scrap
besi tepang SPCE-SD menjadi besi tepang yang siap digunakan kembali untuk membantu proses
produksi saxophone. Material tepang yang sudah menjadi scrap dicampur dengan baja SS400 dengan
perbandingan jumlah keduanya 1:20 dileburkan bersamaan sampai suhu 16000C. Uji komposisi
material menunjukan bahwa material hasil pengecoran menghasilkan kadar karbon 0,12% dengan
kadar besi 97,7% sedangkan material tepang awalnya memiliki kadar karbon 0,03% dan besi murni
99,6%. Adanya perlakuan panas (annealing, normalizing) pada temperatur 8800C dengan holding time
1,5jam yang diberikan pada hasil pengecoran telah mereduksi / mengurangi nilai kekuatan tarik dan
kekerasan material. Rata-rata nilai kekerasan material tepang awal sebesar 115,54HV. Sementara
pada hasil pengecoran (172,66HV dan 487,8MPa), material normalizing (164,24HV dan 477,1MPa),
material annealing (146,62HV dan 459,7MPa). Oleh karena itu, metode perlakuan panas yang cocok
untuk membuat produk tepang hasil pengecoran adalah metode annealing. Hasil stuktur mikro material
annealing yang terbentuk lebih renggang dan daerah terang (ferrite) mendominasi struktur.